Teknik stress Inoculation Training dan Contohnya
Teknik Stress Inoculation Training
Deskripsi Klien:
Klien : seorang ibu yang bernama Risma Oktaviani
Umur : 26 tahun
Alamat : Jakarta
Merupakan korban penodongan senjata tajam di angkot di Jakarta. Atas kejadian tersebut dia mengalami trauma yang mendalam dan syok atas musibah yang menimpanya. Dalam proses penyembuhannya membutuhkan waktu yang lama. Dalam proses konseling saya menggunakan teknik Stress Inoculation Training.
Ibu (I): Assalamualaikum..
Konselor (K): waalaikum salam..(tersenyum sambil bejabat tangan), mari silahkan duduk.
I : iya..(langsung duduk).
K : halo, ibu! Senang sekali bisa bertemu anda hari ini. Ibu ini yang kemarin nelpon saya ya..
I : Iya bapak, saya yang kemarin sore menelpon bapak.
K : benar ini ibu yang berasal dari Jakarta?
I : benar sekali pak, saya yang dari Jakarta.
K : berapa jam perjalanan kesini..jauh ya bu?
I :ya lumayan jauh pak, satu jaman perjalanan. Habis dijalan macet..
K :em.. naik apa kesini bu?
I : saya kesini naik Go Jek pak. karena saya sekarang merasa dunia saya sangat berbeda dengan keadan sebelumnya, seharusnya saya sudah bisa untuk mengatasinya. Saya merasakan trauma yang sangat mendalam pada diri saya dan tentunya itu sangat mempengaruhi saya dalam segalanya. Entahlah saya tidak tahu mngapa hal itu bisa terjadi dan sulit melupakannya.
K : anda merasa aman memakai go jek ketika bepergian.
I : pasti. Saya merasa aman memakai gojek dan saya sangat kawatir jika menggunakan kendaraan angkot. Hal itu mngingatkan saya tentang peristiwa itu (bersedih sambil meneteskan air mata)..dan saya takut peristiwa itu akan terulang lagi pada diri saya dikemudian hari jika saya naik angkot. Aplagi jika orang tersebut kembali satu angkot dengan saya. Saya sangat takut terhadap peristiwa itu.
K : saya mengerti apa yang anda rasakan dan sya bisa merasakan seperti yang anda rasakan. Saya bisa melihat dimana yang membuat anda merasakan trauma dan ketakutan yang sangt mendalam.
I : ini semua tidak seperti yang saya bayangkan. Semua orang tidak mengerti dan memahami saya. Mungkin mereka menganggap saya ini terlalu berpikiran terlalu jauh dan tidak bisa melupakan peristiwa tersebut sehingga tidak berani menggunakan angkot lagi.
K : atau mereka berikir anda harus berani untuk kembali lagi seperti dahulu.
I : mungkin iya. Saya merasa sangat berbeda dan saya ingin mengatasinya tapi saya tidak bisa. Bagaimana jika saya berjumpa dengannya lagi dan saya akan ditolong untuk kedua kalinya dan saya akan dibunuh olehnya? Bagaimana jika saya berada brsamanya ditempat yang sepi dan jauh dari keramaian? Bahkan saya tidak sanggup memikirkan hal hal yang lebih jauh menakutkan dari pikiran saya. Itu sangat menakutkan buat saya.
K : anda tahu, saya ingin memberitahu bahwa semua yang anda khawatirkan tentang semuanya itu tidak ada yang perlu dikhawatirkan . semua yang anda katakan adalah kemungkinan semata. Mungkin pada waktu itu kebetulan anda yang menjadi korban darinya dan terjadi diangkot tersebut. padhal sebelum-sebelumnya angkot yang ditumpangi para penumpang aman-aman saja. Bahkan sampai saat ini masih banyak yang menggunakan jasa angkot. Jika tidak bertemu di angkot mungkin anda bisa bertemu dengannya di jalan, atau saat anda belanja di pasar. Mungkin banyak orang yang masih berpikir bahwa angkot itu masih aman untuk digunakan sehingga sampai sekarang masih banyak yang naik angkot. Semuanya adalah kemungkinan, bukan suatu kepastian. Jadi, semua itu bisa anda atasi.
I : saya tidak tahu bagaimana caranya.
K : pertama kali yang akan kita lakukan adalah menentukan apa yang dapat diubah dan apa yang tidak dapat diubah. Anda bertemu dengannya tidak dapat diubah, tetapi kita dapat mengubah bagiamana hal itu mempengaruhi anda dan bagaimana hal itu mempengaruhi anda. Jadi saya inginntahu baagaimana rasanya jika anda berteu dengannya diangkot
I : hmm. (mulai gelisah, memainkan jari-jarinya dan menarik narik bajunya). Apa saya harus memikirkan hal itu?
K : saya merasa anda selalu memikirkannya.
I : benar. Saya membayangkannya dalam pikiran.
K : ceritakan apa yang anda bayangkan.
I : aya membayangkan hal yang lebih mengerikan dari peristiwa sebelumnya..
K : lalu?
I : saya menjerit sekeras-kerasnya dan memejamkan mata dan akhirnya bayangan itu menghilang.
K : woow, perasaan anda terdengar mengerikan..
I : semua itu membuat saya mati ketakutan dan saya ingat. Saya suka itu menenangkan..seperti yang anda katakana bahwa saya tidak dapat mengubah apa yang tidak dapat saya ubah dan saya hanya dapat mengubah apa yang dapat saya ubah.
K : tepat sekali. Gambaran itu anda ciptakan sendiri. Pikiran anda yang membuatnya lebih berkemungkinan untuk terjadi. Jadi katakana apa yang anda inginkan untuk terjadi, seandainya anda bisa memilih?seandainya anda bisa mengendalikannya?
I : saya tentu ingin tampak kuat dan tenang.
K :Bagaimana berpenampilan kuat dan tenang menurut anda...bisa dipraktekkan? Seandainya ini adalah sebuah angkot dan tiba-tiba orang tersebut masuk.
I : tentu..saya akan melakukannya sekarang.
K : bagus bu.. apakah anda bisa mempraktekkannya di angkot berulang kali?apakah anda msaih takut untuk mencobanya?
I : tidak, saya akan melakukannya. Saya tahu pelakunya bukanlah dia. Mereka adalah orang baik-baik.
K : bagus. Saya ingin anda katakan pada diri anda dan buktikan pada semua orang bahwa inilah saatnya anda harus tenang dan kuat. Mengerti?
I : oke ..saya akan bersikap tenang dan menikmatinya. Terimakasih bapak atas waktu dan bantuannya, berkat anda saya bisa bernafas lega.
K : iya bu sama-sama semoga berhasil bu.
I : ok pak..assalamualaikum
K : Waalaikum salam Wr,Wb
Deskripsi Klien:
Klien : seorang ibu yang bernama Risma Oktaviani
Umur : 26 tahun
Alamat : Jakarta
Merupakan korban penodongan senjata tajam di angkot di Jakarta. Atas kejadian tersebut dia mengalami trauma yang mendalam dan syok atas musibah yang menimpanya. Dalam proses penyembuhannya membutuhkan waktu yang lama. Dalam proses konseling saya menggunakan teknik Stress Inoculation Training.
Ibu (I): Assalamualaikum..
Konselor (K): waalaikum salam..(tersenyum sambil bejabat tangan), mari silahkan duduk.
I : iya..(langsung duduk).
K : halo, ibu! Senang sekali bisa bertemu anda hari ini. Ibu ini yang kemarin nelpon saya ya..
I : Iya bapak, saya yang kemarin sore menelpon bapak.
K : benar ini ibu yang berasal dari Jakarta?
I : benar sekali pak, saya yang dari Jakarta.
K : berapa jam perjalanan kesini..jauh ya bu?
I :ya lumayan jauh pak, satu jaman perjalanan. Habis dijalan macet..
K :em.. naik apa kesini bu?
I : saya kesini naik Go Jek pak. karena saya sekarang merasa dunia saya sangat berbeda dengan keadan sebelumnya, seharusnya saya sudah bisa untuk mengatasinya. Saya merasakan trauma yang sangat mendalam pada diri saya dan tentunya itu sangat mempengaruhi saya dalam segalanya. Entahlah saya tidak tahu mngapa hal itu bisa terjadi dan sulit melupakannya.
K : anda merasa aman memakai go jek ketika bepergian.
I : pasti. Saya merasa aman memakai gojek dan saya sangat kawatir jika menggunakan kendaraan angkot. Hal itu mngingatkan saya tentang peristiwa itu (bersedih sambil meneteskan air mata)..dan saya takut peristiwa itu akan terulang lagi pada diri saya dikemudian hari jika saya naik angkot. Aplagi jika orang tersebut kembali satu angkot dengan saya. Saya sangat takut terhadap peristiwa itu.
K : saya mengerti apa yang anda rasakan dan sya bisa merasakan seperti yang anda rasakan. Saya bisa melihat dimana yang membuat anda merasakan trauma dan ketakutan yang sangt mendalam.
I : ini semua tidak seperti yang saya bayangkan. Semua orang tidak mengerti dan memahami saya. Mungkin mereka menganggap saya ini terlalu berpikiran terlalu jauh dan tidak bisa melupakan peristiwa tersebut sehingga tidak berani menggunakan angkot lagi.
K : atau mereka berikir anda harus berani untuk kembali lagi seperti dahulu.
I : mungkin iya. Saya merasa sangat berbeda dan saya ingin mengatasinya tapi saya tidak bisa. Bagaimana jika saya berjumpa dengannya lagi dan saya akan ditolong untuk kedua kalinya dan saya akan dibunuh olehnya? Bagaimana jika saya berada brsamanya ditempat yang sepi dan jauh dari keramaian? Bahkan saya tidak sanggup memikirkan hal hal yang lebih jauh menakutkan dari pikiran saya. Itu sangat menakutkan buat saya.
K : anda tahu, saya ingin memberitahu bahwa semua yang anda khawatirkan tentang semuanya itu tidak ada yang perlu dikhawatirkan . semua yang anda katakan adalah kemungkinan semata. Mungkin pada waktu itu kebetulan anda yang menjadi korban darinya dan terjadi diangkot tersebut. padhal sebelum-sebelumnya angkot yang ditumpangi para penumpang aman-aman saja. Bahkan sampai saat ini masih banyak yang menggunakan jasa angkot. Jika tidak bertemu di angkot mungkin anda bisa bertemu dengannya di jalan, atau saat anda belanja di pasar. Mungkin banyak orang yang masih berpikir bahwa angkot itu masih aman untuk digunakan sehingga sampai sekarang masih banyak yang naik angkot. Semuanya adalah kemungkinan, bukan suatu kepastian. Jadi, semua itu bisa anda atasi.
I : saya tidak tahu bagaimana caranya.
K : pertama kali yang akan kita lakukan adalah menentukan apa yang dapat diubah dan apa yang tidak dapat diubah. Anda bertemu dengannya tidak dapat diubah, tetapi kita dapat mengubah bagiamana hal itu mempengaruhi anda dan bagaimana hal itu mempengaruhi anda. Jadi saya inginntahu baagaimana rasanya jika anda berteu dengannya diangkot
I : hmm. (mulai gelisah, memainkan jari-jarinya dan menarik narik bajunya). Apa saya harus memikirkan hal itu?
K : saya merasa anda selalu memikirkannya.
I : benar. Saya membayangkannya dalam pikiran.
K : ceritakan apa yang anda bayangkan.
I : aya membayangkan hal yang lebih mengerikan dari peristiwa sebelumnya..
K : lalu?
I : saya menjerit sekeras-kerasnya dan memejamkan mata dan akhirnya bayangan itu menghilang.
K : woow, perasaan anda terdengar mengerikan..
I : semua itu membuat saya mati ketakutan dan saya ingat. Saya suka itu menenangkan..seperti yang anda katakana bahwa saya tidak dapat mengubah apa yang tidak dapat saya ubah dan saya hanya dapat mengubah apa yang dapat saya ubah.
K : tepat sekali. Gambaran itu anda ciptakan sendiri. Pikiran anda yang membuatnya lebih berkemungkinan untuk terjadi. Jadi katakana apa yang anda inginkan untuk terjadi, seandainya anda bisa memilih?seandainya anda bisa mengendalikannya?
I : saya tentu ingin tampak kuat dan tenang.
K :Bagaimana berpenampilan kuat dan tenang menurut anda...bisa dipraktekkan? Seandainya ini adalah sebuah angkot dan tiba-tiba orang tersebut masuk.
I : tentu..saya akan melakukannya sekarang.
K : bagus bu.. apakah anda bisa mempraktekkannya di angkot berulang kali?apakah anda msaih takut untuk mencobanya?
I : tidak, saya akan melakukannya. Saya tahu pelakunya bukanlah dia. Mereka adalah orang baik-baik.
K : bagus. Saya ingin anda katakan pada diri anda dan buktikan pada semua orang bahwa inilah saatnya anda harus tenang dan kuat. Mengerti?
I : oke ..saya akan bersikap tenang dan menikmatinya. Terimakasih bapak atas waktu dan bantuannya, berkat anda saya bisa bernafas lega.
K : iya bu sama-sama semoga berhasil bu.
I : ok pak..assalamualaikum
K : Waalaikum salam Wr,Wb
Comments
Post a Comment